Mbah Jo Gong
.jpg)
PARJO (77) hampir menyelesaikan Saron yang dipesan seorang dari Jepara saat matahari tepat di atas belahan kepala, Selasa (8/5). Di depan rumahnya di Dorowati I Kelurahan Krobokan Semarang inilah pria yang dikenal dengan sebutan Mbah Jo Gong ini sudah selama 55 tahun setia membuat gamelan. Berbagai alat musik modern boleh datang dan pergi. Begitu pula alirannya silih berganti diikuti dan ditinggal para pemujanya. Namun kesetiaan Mbah Jo Gong pada alat musik tradisi gamelan tidak lekang zaman. Meskipun, kini ia benar-benar merasa sendiri mempertahankan ikon Jawa itu, menjadi perajin gamelan. Seiring menurunnya minat masyarakat terhadap gamelan, kini ia pun sepi orderan. “Sejak munculnya campur sari, peminat gamelan mulai sepi. Apalagi setelah ada karaoke,” ujar pria yang sejak tahun 1952 menjadi perajin gamelan di Semarang, kemarin. Pada zamannya, pria yang telah belajar membuat gamelan sejak berusia 16 tahun ini telah merasakan masa keemasan musik gamelan. Namun ketika musik gamelan m...