kades haryanto

DENGAN sistem demokrasi, siapa saja mempunyai kesempatan untuk menjadi seorang pemimpin. Karena pemimpin tidak hanya harus datang dari kalangan ningrat, rakyat jelata pun bisa melahirkan seorang pemimpin. Teguh Haryanto (36) warga Desa Wonosari, Kebumen membuktikannya. Seorang tukang becak yang biasa mangkal di Pasar Jatisari itu, oleh masyarakat setempat dipilih menjadi orang nomor satu di desanya. Pada Pilkades 25 Juni lalu, alumnus SMK Bakti 2 itu berhasil mengalahkan dua pesaingnya yakni Yuswadi dan Sutaryo dengan selisih sekitar 400 suara. Ternyata rakyat lebih memilihnya meskipun satu di antara kandidat kades tersebut seorang sarjana. Tak pernah berpikir sebelumnya, bahwa enam tahun mengayuh becak ia dipercaya warga untuk menjadi kades mereka. Bangga, bahagia, dan haru bercampur menjadi satu saat ia kali pertama mengenakan pakaian dinas Kades tersebut. Bersama 127 kades terpilih Pilkades tahap dua, suami Rusmini yang pada hari Rabu dan Minggu berjualan nasi rames di Pasar Hewan Kebumen itu dilantik Bupati Dra Hj Rustriningsih MSi di gedung Setda, Senin (22/7) lalu. "Ada dorongan dari masyarakat, lalu saya minta doa restu kepada orang tua. Karena direstui saya memberanikan diri mengikuti Pilkades," ujar Teguh Haryanto yang baru dua hari ngator itu kepada Suara Merdeka, kemarin. Memasuki balai desa pertama kali, Teguh begitu biasa disapa mengaku kikuk karena belum terbiasa. Namun ia berusaha menempatkan diri pada posisinya saat ini. Bahkan ia pun masih terlihat kerepotan mengoperasikan handphone saat memberikan nomornya kepada Suara Merdeka. "Saya belum ingat nomor sendiri, maklum belum lama punya handphone," ujarnya merendah. Memulai aktivitasnya sebagai kades bapak dua putra Edi Sujarwo (5 tahun) dan Dwi Raharjo (7 bulan) ini mulai belajar tentang seluk beluk pemerintah. Namun waktu senggang Teguh masih mengingat ketika pada pagi hari ia mengantarkan istrinya berjualan ke pasar hewan dengan becak yang dibelinya dari hasil merantau di Jakarta itu. Karena tidak lagi menjadi penarik becak, sumber penghidupan keluarga selama enam tahun itu pun hingga saat kini di simpan untuk dijadikan kenang-kenangan. Ditambah lagi, pendukungnya juga berharap becak tersebut juga tidak boleh dijual. Saat ini Teguh mulai berusaha merealisasikan janjinya dalam kampanye yakni membangun desa dan masyarakat dengan kejujuran. "Saya tidak muluk-muluk waktu kampanye," katanya. Pidato Khalifah Abu bakar Assiddiq ra saat dilantik menjadi pemimpin ummat sepeninggal Muhammad Saw menjadi teladan bagaimana menjadi seorang pemimpin yang baik. Bahwa sifat jujur adalah amanah, sedangkan kebohongan adalah pengkhianatan. Pada saat itu, Abu Bakar berkata, "Aku telah diangkat menjadi pemimpin bukanlah karena aku yang terbaik di antara kalian semuanya. Untuk itu jika aku berbuat baik bantulah aku, dan jika aku berbuat salah luruskanlah aku."

Komentar

Postingan Populer