Kembar Tiga

TIGA bayi kembar lahir dengan selamat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kebumen, Rabu (24/10). Ketiga bayi berjenis kelamin perempuan itu lahir dari rahim Sri Hastuti (33) istri Arifin (37) warga Jetis RT 2 RW III Desa Kutosari, Kebumen melalui operasi caesar.
Operasi di yang ditangani dokter Suroso SpOG dan anastesi oleh dokter Rahmat itu berjalan cukup sukses. Jeda kelahiran tiap bayi yang semuanya mempunyai tinggi 40 cm tersebut hanya terpaut sekitar dua menit.

Bayi pertama dengan berat badan 2 Kg lahir pukul 12.20, disusul bayi kedua dengan berat 2,1 Kg pada pukul 12.22, dan bayi ketiga dengan berat badan 1,9 Kg. Ketiga bayi mungil yang belum diberi nama itu hingga kemarin masih dirawat secara intensif di ruang inkubator rumah sakit.

Adapun kesehatan bayi yang dilahirkan dalam kondisi sehat dan normal. Berat badan ketiga bayi kembar itu juga normal. Selain itu, dari observasi medis diketahui dari pernafasan, gerakan, warna kulit, nadi, dan reaksi rangsang ketiga bayi itu juga cukup bagus. "Paska operasi di Instalasi Bedah Sentral, kondisi ketiga bayi cukup sehat," ujar Erawati Kepala Ruang Perinatologi Risiko Tinggi (Peristi) RSUD Kebumen.

Menurut dia, di rumah sakit itu kelahiran bayi kembar tiga merupakan peristiwa yang langka. Bayi kembar tiga pernah lahir di rumah saki tersebut, tapi sudah beberapa tahun yang lalu. "Biasanya hanya bayi kembar dua," ujarnya.


Sementara itu SRI Hastuti (33) masih terbaring lemah di ruang pemulihan RSUD Kebumen, Kamis (25/10). Maklum sehari setelah operasi caesar untuk mengeluarkan ketiga bayi kembarnya, kondisi perempuan itu masih belum stabil.

Rupanya ingin sekali ia melihat buah hatinya yang masih dalam perawatan intensif di ruang inkubator. Namun kondisi tubuhnya yang masih lemah, memaksa ia harus bersabar menunda melihat senyum darah dagingnya.

Warga Jetis RT 2 RW 3 Desa Kutosari Kebumen itu tiba-tiba terharu setelah melihat sejumlah gambar tiga bayi mungil yang berjajar dari LCD kamera Suara Merdeka. Senyuman bahagia mengembang dari bibirnya yang agak kering. Matanya seolah tak ingin lepas dari pandangan. Matanya berkaca-kaca, meski air mata kebahagiaan itu tidak sampai tumpah dari kelopak matanya. "Saya bahagia, karena bayi saya sehat semua," ujar Sri Hastuti dengan masih terbaring lemah.

Bagi istri Arifin (37) itu, kehamilan ketiga bayi kembar itu merupakan kehamilan yang ketiga kali. Kehamilan pertama tahun 1997 melahirkan anak laki-laki bernama Tiar Mei Pratama. Kini bocah laki-laki itu berumur 10 tahun dan sudah duduk di bangku kelas lima sekolah dasar.

Sementara kehamilan kedua, setahun silam yakni tahun 2006 mengalami keguguruan dalam kandungan. Pada kehamilan ketiga, ia maupun suaminya tidak pernah terbersit bahwa di dalam kandungan itu terdapat tiga bayi kembar yang akan lahir ke dunai. Ia baru mengetahui jika kandungannya terdapat tiga bayi setelah usia kehamilan delapan bulan. Hal itu diketahui dari hasil USG yang diberikan dokter Hari Suprapto. Bahkan, sebelum itu dia dan suaminya telah mempersiapakan dua alternatif nama untuk diberikan pada si jabang bayi yang lahir. Jika bayi yang dilahirkan laki-laki akan dinamakan Akbar Aditia. Namun bila berjenis kelamin perempuan nama cantik sudah disiapkan, yakni Alika Dwi Sasmita. "Lha, karena bayinya tiga orang, kami bingung nama itu akan diberikan kepada siapa," imbunya. Namun ada yang ikut mengusulkan, agar nama Alika Dwi Sasmita yang rencananya itu dimasukkan sebagai salah satu bagian dari nama ketiga bayi tersebut. Namun ia mengaku belum mempunyai rencana akan memberi nama kepada ketiganya. Sementara itu, selama mengandung, Hastuti merasakan sesuatu yang berbeda dari biasanya. Sejak masih usia empat bulan, kandungannya sudah tampak besar. Ia juga merasakan kandungan yang dialaminnya terasa lebih berat dari pada kehamilan sebelumnya. Namun demikian ia tidak pernah menyangka dirinya akan melahirkan bayi kembar. Apalagi tiga sekaligus. Terus terang senang dan bingung, katanya. Senang karena ia dikarunia Tuhan tiga orang bayi yang lucu. Di sisi lain juga bingung bagaimana membesarkan ketiganya sekaligus. Di tengah biaya sekola yang tinggi, tentu berat menyekolahkan tiga orang sekaigus. Maklum, suaminya yang hanya bekerja sebagai karyawan toko alat-alat sekolah di bilangan A Yani hanya pas-pasan untuk mencukupi kebutuhan keluarga. Kendati demikian, ia tetap percaya bahwa setiap anak mempunyai rejekinya sendiri-sendiri. Ia pun kemudian tersenyum lebar, saat berpikir jauh kedepan. Bagaimana repotnya pada waktu lebaran harus membelikan tiga baju kembar untuk ketiga buah hatinya.

"Kami bersyukur, telah diberi anugerah Tuhan berupa bayi kembar tiga," katanya menyebutkan dari kakek buyutnya memang mempunyai gen kembar.

Komentar

Postingan Populer