manusia mini

JIKA disuruh memilih, Andi Romadona (20) tentu ingin hidup normal seperti orang pada umumnya. Namun takdir membuat ia berbeda dengan orang normal . Remaja kelahiran Majenang 30 April 1988 itu hanya memiliki tinggi 90 centimeter dengan berat 11,5 kg. Karena bentuk tubuhnya yang kecil itu, ia pun dijuluki sebagai manusia mini dari Majenang.
Ukuran mini putra dari Supardi (53) dan Srimiyati (47) warga Desa Mulyadadi Kecamatan Majenang Cilacap itu memang sejak lahir. Padahal selama masa kehamilan, kondisi janin normal. Lama masa kehamilan juga normal yakni sembilan bulan. Namun tak disangka saat dilahirkan, berat badan Andi hanya 9 ons dengan panjang 22 cm.
"Saat lahir kepalanya sebesar telur bebek, sedangkan jari-jarinya sebasar batang korek api," ujar Srimiyati kepada Suara Merdeka, di kompleks pasar Wonokriyo, Gombong, Jumat (14/3).
Pada umur satu tahun, Andi sudah bisa berjalan. Pada saat itu, tubuh Andi tidak menunjukkan perkembangan yang berarti. Tubuhnya masih kecil sebesar botol minuman mineral. Saat usia sekolah dia juga sempat masuk namun hanya bertahan sampai kenaikan ke kelas dua.
Kejadian itu sudah 20 tahun berlalu. Namun bagi Srimiyati rasanya baru sebentar. Andi tumbuh seperti anak-anak pada umumnya, meskipun dalam hal ukuran bentuk tubuh andi tidak banyak bertambah banyak. Saat umur 20 ini ia pun masih seperti balita.
Saat membelikan baju anaknya di pasar, Srimiyati pun sering merasa kebingungan. Ia tidak bisa menjawab saat ditanya pedagang mencari baju untuk anak usia berapa. Sebab, meskipun usia anaknya sudah 20 tahun namun baju yang pakai masih ukuran anak usia tiga tahun. Tidak hanya itu, sepatu yang dikenakan adalah sepatu bayi.
Kendatipun anaknya memiliki keterbatasan, tidak mengurangi rasa kasih sayang Srimiyati kepada buah hatinya itu. Ia tidak membedakan kasih sayang antara empat anaknya yang normal dengan Andi yang memiliki keterbatasan. Seluruh keluarga termasuk saudara pun menyayangi Andi.
Srimiyati yakin Tuhan mempunyai rencana tersendiri buat buah hatinya itu. Termasuk bagaimana rejeki itu diperoleh orang sekecil anaknya. Sebab, tidak memungkinkan anak dengan ukuran mini itu bekerja di pabrik seperti orang normal.
Sampai tahun 2001, ia diajak bergabung dengan grup yang memamerkan keanehan keliling kota di Indonesia. Berawal dari sana ia bisa mendapatkan pendapatan. Ya, justru dengan tubuh kecilnya itu, Andi mendapatkan penghasilan. Tak kurang dari 50 kota di Indonesia telah ia singgahi. Surabaya, Bali, dan Jakarta sudah menjadi langanan dia pentas.
"Ia pernah tampil pada acara "Alamak" (reality show di Indosiar,red) dan "Unik" di RCTI," kata Srimiyati bangga.
Andi bagi keluarganya adalah sesuatu kebanggan. Ia pun banyak berjasa bagi keluarganya. Bagaimana tidak, dari hasil pentasnya, ia bisa membantu menyekolahkan adik dan membangunkan bagi rumah orang tua di Majenang senilai Rp 125 juta. "Pendapatan selama pentas melebihi bapaknya yang bekerja di pabrik sepatu Cilegon," ujar Srimiyati.
Dalam perbincanan itu, Andi yang berada di sisi ibunya hanya terdiam. Kepada Suara Merdeka ia justru memperlihatkan kebolehannya berakrobat, seperti mencambuk tangannya sendiri dan main akrobat. Saat ditanya jawaban lebih diberikan ibunya. Termasuk saat ditanya apakah diirinya mempunyai keinginan berkeluarga, ia pun hanya tersenyum.
"Meski kadang seperti anak kecil, dia juga tahu orang cantik. Saya yakin Tuhan menyiapkan jodoh bagi anak saya," ujar Srimiyati.
Adapun keberadaan Andi di Gombong adalah dalam rangka pentas spektakuler gelar tontonan langka. Bersama rombongan ia pentas di Pasar Wonokriyo sejak 1-16 Maret.

Komentar

Postingan Populer