Kejaiban Alam di Goa Barat

KEBUMEN bukan hanya memiliki keindahan landscape yang bisa disaksikan dari permukaan bumi. Sebagai kawasan karst, kabupaten itu juga menyimpan berbagai keindahan yang terletak di bawah tanah. Keindahan itu tidak lain tersimpan di tengah kegelapan abadi yakni di dalam goa.

Goa Jatijajar di Desa Jatijajar dan Goa Petruk di Desa Candirengga Kecamatan Ayah adalah dua yang sudah populer dan sudah menjadi ikon wisata. Banyak lagi goa yang mulai dikembangkan seperti Goa Simbar dan Goa Darat di Kecamatan Buayan. Ada satu goa yang lokasinya tidak jauh dari Jatijajar yang menyimpan keindahan alam di dalam perut bumi. Namanya Goa Barat.

Goa Barat terletak di Blok Karangpucung Dusun Pulamarta Desa Jatijajar, Ayah, Kebumen. Goa itu dapat dijangkau dengan kendaraan pribadi atau angkutan umum, menempuh jarak 42 kilometer dari Kota Kebumen atau 21 kilometer dari Gombong. Lokasi mulut goa itu tidak jauh dari perkampungan. Dengan berjalan kaki, hanya dibutuhkan waktu sekitar 15 menit untuk sampai di mulut goa tersebut.

Memasuki mulut goa yang cukup kecil, caver/penelusur sudah disambut stalakmit-stalaktit yang masih hidup di dinding atas goa. Namun jangan lupa untuk berhati-hati. Yang terpenting, saat menelusuri alam bawah tanah harus didampingi orang lokal sebagai pemandu. Karena kondisi medan yang cukup berat mewajibkan setiap penelusur membawa peralatan khusus ini. Medan yang sempit, gelap, dan berlumpur perlu membawa alat-alat demi menunjang kegiatan dapat menjamin keselamatan.

Peralatan caving yakni peralatan pribadi dan peralatan single rope technique (SRT), seperti helm speleo(helm khusus untuk penelusuran goa), cover all (pakaian yang dirancang khusus untuk penelusuran goa),descender (alat bantu turun dengan tali, seperti capstand, whale tail, dan rack). Untuk bisa melihat keindahan itu, perlu alat penerangan seperti lampu baterai maupun pitromak.
Jika terus menelusuri sampai kedalaman sekitar 200 meter akan ada fenomena alam yang sangat menakjubkan. 

Di dalam goa itu ternyata terdapat sebuah aliran sungai bawah tanah dengan air yang jernih. Air tersebut muncul dari tanah yang mengalir sepanjang 1.000 meter lalu masuk kembali ke dalam tanah. Balai Pengelolaan Sumberdaya Air (PSDA) Progo Bogowonto Luk Ulo (Probolo) pernah mengukur kapasitas sumber air di di goa tersebut mencapai 255 liter/detik.

Sampai di sungai tersebut, perjalanan semakin berat. Hanya mereka yang memiliki keahlian dan peralatan yang memadai saja yang bisa melanjutkan perjalanan. Jika hanya menggunakan peralatan sederhana lebih baik merasa puas lalu kembali daripada mengancam keselamatan.

Riyono (49) mandor hutan yang biasa memandu penelusur goa mengatakan, panjang Goa Barat diperkirakan mencapai 50 kilometer. Ujung goa itu diperkirakan berada di laut kawasan Karangbolong. Untuk menelusuri diperkirakan membutuhkan waktu 10 hari.

Ia sendiri mengaku sudah pernah menelusuri sampai tujuh hari di dalam goa, pada tahun 2002. Saat itu bersama beberapa warga setempat, memandu empat caver dari Perancis dan Belgia. Tahun 2005 ia kembali memandu empat caver dari Jepang. Namun mereka hanya bertahan selama empat hari saja. "Mereka mengadakan penelitian tentang goa," katanya.

Dalam perjalanan itu, ia menyaksikan keindahan tiga air terjun yang ada di dalam goa. Ketiga air terjun tersebut berada agak berjauhan air terjun pertama 19 meter, kedua 27 meter dan yang ketika 34 meter.

"Benar-benar indah. Karena di dalam tanah kok ada seperti itu,"imbunhya sembari menyebutkan ia juga sering memandu para mahasiswa pencinta alam (Mapala) dari Bandung dan Yogyakarta untuk menelusuri Goa Barat.
Adapun, nama Goa Barat itu, kata Riyono dalam bahasa jawa berarti angin. Dinamakan goa berat karena di goa itu terdengar desisan angin yang keluar dari air yang akan keluar. Suara angin tersebut kemudian oleh warga setempat dijadikan nama goa yakni Goa Barat.

PDAM Kebumen sebenarnya merencanakan akan menggunakan air sungai dalam tanah itu untuk penyediaan air bersih. Namun karena sebagian warga menolak proyek investasi senilai Rp 9,69 itu akan diajukan kembali pada tahun 2009. "PDAM sebenarnya hanya mengambil 50 liter/detik untuk melayani pelanggan di Ayah, Rowokele Kebumen dan Tambak Banyumas," ujar Direktur PDAM Drs Prabowo MM.

Komentar

Posting Komentar

terima kasih Anda telah memberikan komentar di blog ini

Postingan Populer