Gagal Ginjal (1)

"Bersinarlah bulan purnama, seindah serta tulus cintanya, bersinarlah terus sampai nanti, lagu ini ku akhiri."

TEPUK tangan bergemuruh menyambung bait tarakhir lirik lagu "Andai Kau Datang" yang pernah dibawakan Koes Plus dan dipopulerkan kembali oleh Ruth Sahanaya, di Hotel Candisari, Kebumen, baru-baru ini.

Rugiyaningsih (28) sang penyanyi pun tersenyum puas saat suaranya yang diringi solo organ itu mampu menghibur hadirin yang hadir.
Gadis asli Gombong kelahiran tahun 1979 itu pun duduk kembali setelah memberikan mikrofon kepada petugas.

Sekilas perempuan tamatan SMA Negeri Gombong itu tidak ada yang berbeda dengan orang lain. Siapa sangka ia sudah divonis dokter gagal ginjal sejak hampir setengah tahun lalu. Kini darahnya setiap seminggu dua kali yakni Senin dan Kamis harus dibersihkan melalui cuci darah di Instalasi Heamo Dialisis di PKU Muhammadiyah Gombong. Sebab di Kebumen, rumah sakit itu satu-satunya yang sudah mempunyai alat tersebut.

"Pertama kali ketahuan gagal ginjal pada Juli 2007 lalu. Berapa kali cuci darah saya sudah lupa," ujar Giyani sela-sela acara ramah tamah keluarga besar pasien Heamo Dialisis.

Berat memang bagi empat bersaudara itu menjalani hidup dengan kondisi tersebut. Namun demikian ia tetap semangat bisa melalui rintangan hidupnya. Hanya saja, setelah divonis, Giyani yang pernah aktif di LSM bidang penelitian itu berat hati mengundurkan diri. "Tidak kuat duduk berlama-lama," imbunya.

Kini sehari-hari ia lebih banyak mengisi waktu di warung yang dibukanya. Baginya, apapun kondisinya hidup itu harus terus berlanjut. Ia juga tidak terlalu bersedih, karena ia tidak sendirian. Ada sekitar 31 pasien Askeskin yang melakukan cuci darah di PKU yang hadir dalam kesempatan itu.
"Dengan berkumpul seperti ini, rasanya ada semangat untuk meneruskan hidup," ujarnya.

Ia bersyukur pemerintah masih memberikan subsidi cuci darah bagi orang tidak mampu. Bagaimana mungkin ia mampu membayar jika tidak menggunakan Askeskin karena mahalnya biaya cuci darah.
"Bagaimana kuat jika sekali cuci darah sekitar Rp 750.000," katanya.

Wakil Direktur Bidang Pelayanan Medis dokter M Irbabul Lubab mengatakan, tujuan digelarnya ramah tamah itu salah satu menjadi terapi psikologis para pasien gagal ginjal. Bahwa mereka menyadari tidak sendirian. "Dengan demikian timbul semangat terus berobat menuju kesembuhan," ujarnya.

Sebelumnya, penanggung jawab Instalasi HD, dokter H Sahid Hidayat SpPD menerangkan ginjal
merupakan organ yang mempunyai pembuluh darah yang sangat banyak (sangat vaskuler). Tugasnya menjadi filter atau membersihkan darah.

Aliran darah ke ginjal kemudian disaring menjadi cairan filtrat. Cairan filtrat ini diproses dalam Tubulus sehingga akhirnya keluar dari kedua ginjal menjadi urin. "Kotoran tubuh dalam bentuk gas dibuah melalui nafas, padat melalui anus dan cair dalam bentuk urin," katanya.

Selain sebagai sistem saringan, membuang ”sampah” ginjal berfungsi menjaga keseimbangan cairan tubuh, memproduksi hormon yang mengontrol tekanan darah, produksi Hormon Erythropoietin yang membantu pembuatan sel darah merah dan mengaktifkan vitamin D untuk memelihara kesehatan tulang.

"Jika terjadi kerusakan ginjal, selain cangkok ginjal fungsi ginjal akan digantikan dengan mesin HD," ujarnya. (bersambung)

Komentar

Postingan Populer