Zakat Produktif

DANA zakat sudah saatnya tidak hanya berfungsi konsumtif semata. Dalam rangka untuk pemberdayaan ekonomi umat, zakat pun mulai diarahkan ke aktifitas produktif sehingga berkembang bahkan menjadi dana bergulir (revolving). Muaranya adalah tercapainya peningkatan perekonomian umat melalui zakat.
Laziz Muhammadiyah Cabang Karanganyar, Kebumen sudah empat tahun ini melaksanakan zakat produktif. Selain untuk konsumtif dan pendidikan, zakat yang diberikan kepada kaum dhuafa juga untuk produktif dan produktif bergulir. Untuk penerima zakat produktif bergulir, mereka memiliki kewajiban untuk menggulirkan kembali kepada temannya yang lain. Tentu dengan catatan jika modal yang diberikan mendapat keuntungan.
"Jika dia mendapatkan kentungan dari dana zakat, penerima harus menyisihkan sebesar 2,5 persen dari keuntungan itu. Namun apabila tidak untung berarti tidak ada kewajiban menggulirkan," ujar Ketua Laziz Cabang Karanganyar Warimin BA di sela-sela pembangian zakat kepada kaum dhuafa di balai Desa Candi Kecamatan Karanganyar, Minggu (11/1).
Ya, pembagian zakat yang dihimpun Laziz Muhammadiyah Cabang Karanganyar selama tahun 1429 H tersebut total sekitar Rp 42,06 juta. Dana tersebut berasal dari 86 orang muzzaki dan dua kelompok muzzaki yang kemudian dibagikan kepada 264 dhuafa, tiga kelompok dhuafa, 47 sabilillah perorangan dan satu sambilillah lembaga.
Dari jumlah tersebut, diberikan 45 orang untuk zakat produktif dan 30 orang untuk zakat produktif bergulir, serta tiga kelompok bergulir. Adapaun penerima dana produktif bergulir, besaran dana berbeda satu dengan yang lain. Ada yang mendapatkan Rp 70.000 namun ada yang mendapatkan Rp 150.000.
Suparyanti (40) pedagang kue keliling mengaku mendapat dana zakat Rp 150.000. Dana itu akan digunakan sebagai tambahan modal berjualan kue. Selanjutnya keuntungan berjualan kue nantinya disisihkan dalam sebuah celengan plastik.
"Setahun kemudian dana yang terkumpul akan diserahkan ke Lazis untuk digulirkan kembali," ujar Suparyanti.
Pelaksanaan zakat produktif bergulir yang dikelola Laziz Muhammadiyah Cabang Karanganyar cukup positif untuk mengembangkan perekonomian umat. Meskipun dana bergulir dari dana produktif tidak besar, sejak dimulai empat tahun lalu, dana tersebut terus mengalami peningkatan. Pada tahun ini dana yang berhasil digulirkan sebesar Rp 4.697.650. Jumlah tersebut meningkat dari tahun sebelumnya yakni Rp 3.235.000.
"Dana bergulir paling sedikit dari seorang bakul tempe di Karanganyar yakni Rp 20.500. Sedangkan perolehan paling banyak dari tukang kompresor sebesar Rp 638.000," ujar Warimin.
Pansiunan guru di SMKN Karanganyar yang kini masih mengajar di SMK Tamtama itu menambahkan, pada dasarnya konsep zakat produktif bergulir, selain untuk membantu mengembakan perekonomian masyarakat dhuafa juga sekaligus melatih mereka untuk mengeluarkan zakat.
"Penyaluran zakat mal ini sudah tahun ke-8 namuan untuk zakat produktif bergilir baru tahun ke-4," katanya.
Pada kesempatan itu, selain memberikan zakat produktif, Lazis Muhammadiyah Cabang Karanganyar juga memberikan zakat konsumtif kepada 149 dhuafa, zakat pendidikan untuk 40 orang, serta sabilillah 47 orang dan satu lembaga sabilillah. Penerima zakat bervariasi antara Rp 60.000 sampai dengan Rp 350.000.
"Saya senang hari ini mendapat zakat. Uangnya akan saya dibelikan beras," ujar Mbah Murti (70) salah seorang yang menerima zakat konsuntif sebesar Rp 70.000. ***

Komentar

Postingan Populer