Yutuk, Makanan Khas Pesisir

UNDUR-undur laut atau yang biasa disebut sebagai yutuk atau wrutuk biasanya dipakai sebagai umpan untuk memancing. Namun, hewan laut itu juga bisa diolah menjadi penganan yang lezat. Namun yutuk yang digunakan sebagai bahan dasar makanan ini berbentuk lebih besar dibandingkan dengan yang dipakai untuk umpan memancing.

Yutuk biasanya diolah dengan cara digoreng dengan campuran tepung bumbu atau biasa disebut dengan peyek yutuk. Di sepanjang pesisir selatan Kabupaten Kebumen, terutama di kawasan objek wisata, peyek yutuk cukup digemari oleh wisatawan. Di sejumlah warung di pantai Bocor atau di pantai Suwuk peyek yutuk dapat dengan mudah dijumpai di sejumlah warung makan. Selain bisa langsung dimakan, peyek yutuk cukup enak untuk menemani makan nasi.

"Rasanya sangat gurih," ujar Hudiyanto (25) warga Krakal Kecamatan Alian saat menikmati Yutuk di salah satu warung di objek wisata pantai Suwuk, baru-baru ini.

Adapun cara pengolahan yutuk menjadi peyek yang siap saji cukup mudah dan praktis. Tidak jauh dengan membuat ayam goreng tepung atau udang goreng tepung. Yutuk diperoleh dari para nelayan seharga Rp 10.000/kg untuk yutuk yang keras dan Rp 20.000 untuk yang empuk.

"Setelah dicuci kemudian direbus hingga masak. Setelah itu ditiriskan yutuk dicampur dengan adonan tepung yang diberi bumbu. Setelah itu digoreng sampai kering," ujar Lehan (50) salah satu penjual peyek Yutuk.

Warga Dusun Suwuk Desa Tambakmulyo yang sudah berjualan yutuk selama lima tahun terakhir itu bisa menghabiskan yutuk sebanyak 30 kg dalam sehari. Maklum peyek yutuk buatannya itu bukan hanya dijual langsung kepada para wisatawan. Melainkan dia juga kepada para pedagang yang berjualan di objek wisata tersebut. Satu biji peyek di warung bu Lehan dijual Rp 750.

"Alhamdulillah, selama dua tahun terakhir pengunjung pantai Suwuk terus meningkat, sehingga penghasilan juga sedikit meningkat," katanya seraya menyebutkan peyek yutuk, dipercaya dapat membangkitkan selera makan.

Selain itu yutuk juga dipercaya memiliki khasiat. Berbagai hasil penelitian menunjukkan undur-undur laut mengandung lemak total yang cukup tinggi, berkisar antara 17,22 - 21,56 persen. Kandungan asam lemak omega 3 total (EPA dan DHA) juga cukup tinggi, berkisar antara 7,75 - 14,48 persen dibandingkan dengan beberapa jenis crustacea lain seperti udang, lobster, dan beberapa jenis kepiting.

Sedangkan kandungan EPA (6,41 - 8,43 persen) lebih tinggi dibandingkan kandungan DHA (1,34 - 6,57 persen). Dengan adanya kandungan asam lemak omega 3 yang dimiliki undur-undur laut diyakini dapat menaikkan kadar insulin dalam tubuh sehingga dapat menurunkan kadar gula bagi penderita penyakit diabetes. Walaupun sudah banyak terbukti khasiatnya tetapi undur-undur sebagai obat alternatif bagi penderita diabetes ini masih menjadi polemik didunia kedokteran hingga sekarang.

"Kalau paling ramai setelah hari raya Idul Fitri. Tetapi saat hari libur atau hari minggu, pengujung juga meningkat," katanya.***

Komentar

Posting Komentar

terima kasih Anda telah memberikan komentar di blog ini

Postingan Populer