Liburan ke Bromo, Yuk

BARANGKALI saya merupakan orang yang kesekian juta yang telah terpesona oleh keindahan panorama Gunung Bromo. Setidaknya sampai saya menulis note ini, pemandangan di gunung yang berada di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru itu benar-benar menakjubkan. Tidak salah jika gunung dengan ketinggian 1.000-3.676 meter dpl itu menjadi FN (Fotografer.Net) Most Wanted 2009 untuk kategori lokasi hunting, mengalahkan nomine lain yakni Kota Tua dan Pulau Belitung.

Boleh dibilang saya menyesal saat mengunjungi Gunung
Bromo akhir Januari 2010 lalu. Mengapa tidak sedari dulu menyempatkan diri meninggalkan rutinitas dengan bertadabur dan mengumi keajaiban alam ciptaan Tuhan. Toh, ternyata untuk mencapai itu lokasi itu tak sesulit yang saya bayangkan. Tidak harus seperti mendaki Puncak Garuda, Gunung Merapi sebelum hilang terkena erupsi 2006. Atau mendaki Merbabu, Lawu atau Semeru yang harus bertaruh nyawa untuk mencapai puncaknya. Untuk sampai di gerbang utama menuju laut pasir di lokasi yang disebut Cemoro Lawang, pengunjung tidak harus berjalan kaki karena sudah tersedia persewaan jeep yang dikelola penduduk setempat.

Untuk mencapai Cemoro Lawang paling enak melalui rute Probolinggo-Sukapura-Ngadisari. Namun juga bisa melalui Tongas/Ketapang-Sukapura-Ngadisari. Kendaraan pribadi maupun angkutan umum hanya bisa sampai
Desa Ngadisari. Adapun jarak antara Probolinggo hingga sampai Ngadisari sekitar 42 kilometer. Kemudian dari Desa Ngadisari ke Cemoro Lawang yang berjarak lebih kurang 3 kilometer bisa ditempuh dengan berjalan kaki atau naik jeep.

Sesuatu yang ditunggu-tunggu oleh wisatawan maupun pemburu foto ketika datang di Bromo adalah ingin menyaksikan keindahan sunrise dari Bukit Penanjakan. Misalnya, dari bukit tersebut dapat disaksikan deretan pegunungan yang menawan. Di bagian utara pegunungan Tengger terdapat kaldera Tengger berupa laut pasir Gunung Bromo, Gunung Batok, Gunung Kursi, Gunung Watangan, dan Gunung Widodaren. Tampak terlihat Gunung Semeru yang mengeluarkan asap sulfatara, kokoh menjulang seperti menembus atap langit. Benar-benar mengangumkan.

Namun untuk bisa menyaksikan itu semua, diperlukan sedikit perjuangan. Apabila tidak ingin ketinggalan menyaksikan sunrise, sebaiknya datanglah lebih awal sampai di Ngadisari. Terutama bagi Anda yang memakai kendaraan umum, mengingat angkutan rute Probolinggo-Ngadisari tidak beroperasi selama 24 jam. Disarankan pukul 18.00 WIB Anda sudah sampai di Ngadisari. Tidak hanya itu bagi yang menggunakan kendaraan pribadi juga tidak ada salahnya juga datang saat masih terang. Kalau pun terpaksa datang pada malam hari, jalan pegunungan yang berkelok dari Sikapura menuju Ngadisari diperlukan kehati-hatian bagi pengemudi.

Sesampai di Ngadisari, Anda
bisa memesan penginapan sesuai dengan anggaran yang tersedia. Di Ngadisari banyak berdiri hotel dan penginapan dengan harga yang berfariatif. Atau jika ingin lebih menyatu dengan warga Anda bisa memilih home stay, tinggal bersama penduduk seperti yang lebih disukai turis mancanegara. Jangan lupa, untuk memesan tiket jeep lebih dulu. Hal itu untuk mengantisipasi banyaknya pengujung yang akan naik ke Bukit Penanjakan terutama apabila Anda berkunjung saat akhir pekan.

Ada dua paket yang ditaw
arkan pengelola jeep, yakni paket pertama hanya sampai Cemoro Lawang-Gunung Bromo dengan harga sekitar Rp 150 ribu/jeep. Sedangkan paket kedua sampai ke Bukit Penanjakan harga sewa Rp 350 ribu/jeep. Setiap jeep bisa ditumpangi sekitar lima orang. Harga itu sudah termasuk layanan pergi pulang sampai penginapan. Begitulah, sekitar pukul 03.00 WIB dinihari, jika telah memesan tiket, Anda akan dibangunkan untuk persiapan menikmati sunrise dari Bukit Penanjakan.

Selain kamera dan peralatan lain, penting dipersiapakan adalah jaket yang tebal dan penutup kepala untuk menghangatkan tubuh. Mengingat suhu di kawasan gunung tersebut berkisar antara 7-18 derajat celcius. Sebelum berangkat ke Penanjakan, tidak ada salahnya mengisi perut maupun sekadar menghangatkan tubuh dengan minum kopi atau minuman hangat lainnya. Namun hati-hati saat minum minuman panas karena meski tak terasa panas saat diminum, efek di mulut baru terasa jika Anda sudah turun dari gunung dan berada di suhu normal.

"Suhu udara yang sangat dingin, membuat minuman yang panas tidak terasa di mulut saat diminum," kata H Ikhsan Mahmudi, teman jurnalis Surabaya Post yang juga Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Probolinggo.

Sesampainya, di Bukit Penanjakan sekitar pukul 04.00-04.30 caril
ah tempat yang pas memotret. Pasang tripod dan kamera, yang dibutuhkan untuk mengangabadikan gambar. Selain memandang dengan lensa kamera, sesekali menikmati dari ketinggian itu, suguhan keindahan yang menyatu disirami matahari yang baru mengeluarkan sinar merah jingga. Jika hati bergetar saat tangan menekan shutter pada kamera berarti berarti Anda masih normal. Subhanallah/Puji Tuhan.

Usai menikmati sunrise di Bukit Penanjakan perjalanan biasanya dilanjutkan ke kawah Gunung Bromo. Mobil jeep yang menunggu masih setia dan mengantarkan menuruni bukit dengan lincahnya, menerjang lautan pasir yang menakjubkan. Di padang pasir itu, tampak masyarakat Suku Tengger tampak gagah dengan kudanya. Kuda-kuda itu juga disewakan untuk mengantar pengunjung hingga di bawah tangga ke kawah Bromo yang berjarak sekitar 300 meter dari parkiran jeep. Dengan menyewa Rp 100 ribu, Anda akan puas menunggang kuda pergi dan pulang. Bisa juga naik kuda saat pergi menuju kawah, dan saat kembali berjalan kaki atau sebaliknya menjadi pilihan alternatif. Biasanya harga dipotong 50 persennya.

Sekadar informasi, masih di kawasan Tengger tidak
jauh dari Gunung Bromo terdapat objek wisata yang menawan yakni air terjun Madakaripura. Air terjun yang berada di Desa Sapih, Kecamatan Lumbang, Probolinggo itu berupa deretan air terjun yang sentralnya mencapai ketinggian 200 meter dari dasar jeram. Masih di Probolinggo terdapat objek wisata minat khusus yakni arung jeram Sungai Pakelan. Lokasi sungai ini berjarak 26 kilometer dari Kota Probolinggo. Jarak arung jeram sejauh 9 kilometer dengan kesulitan bervariasi mulai grade I sampai dengan grade III plus sebanyak 30 jeram.

Selain dua objek itu sebenarnya masih ada sejumlah objek. Jika Anda memiliki waktu luang bisa memilih mampir di Pantai Bentar Indah, Pulau Gili Ketapang, Candi Jabung, Candi Kedaton, Danau Ronggojalu, Ranu Segaran, Puncak Argopuro, dan perkebunan teh Andung Biru.

Ag
ar waktu lebih efektif perlu juga membawa peta maupun menggunakan bantuan Google Maps/Google Latitude yang bisa diakses melalui ponsel yang dilengkapi fasilitas Global Positioning System (GPS). Dengan bantuan teknologi itu, Anda maupun orang lain yang terkoneksi bisa memantau di mana posisi saat itu.

Terakhir, ke mana pun tujuan Anda, persiapkan semuanya dengan matang sebelum berangkat berwisata. Sebab, tanpa perencanaan dan persiapan yang matang, terkadang kegiatan
rekreasi justru menimbulkan depresi bagi yang melakukannya. Semoga semua itu tidak menimpa pada diri Anda. Sedang liburan Anda menyenangkan dan pulang membawa kenangan yang indah.

Selamat Berlibur.......




Komentar

Postingan Populer