Lotek Pak Dikun

Pembeli menikmati lotek "Pak Dikun" 
Jalan A Yani Kebumen.
JIKA bingung mencari menu makan, lotek bisa menjadi menu pilihan. Di Kebumen terdapat banyak warung yang menjual makanan berbahan sayur-sayuran itu. Salah satu yang paling terkenal adalah warung rujak dan lotek Pak Dikun di pinggir jalan A Yani Kebumen.
    Meski sederhana, warung yang terletak berseberangan dengan toko mebel Jepara Indah itu selalu dipadati pengunjung. Tidak heran banyak sepeda motor atau mobil yang parkir di depan warung yang berdiri sejak tahun 1992 itu. Pembeli paling banyak biasanya pada saat jam-jam makan siang.
    "Rasanya memang nendang banget. Pedasnya terasa pas," ujar salah satu pelanggan, Bambang Susatyahadi.
    Ya, berbagai kalangan menjadi pelanggan setia warung tersebut. Mulai dari pegawai Pemkab Kebumen, karyawan bank, pegawai pengadilan, guru, dan para pedagang. Banyak pula pejabat yang tidak canggung mampir di warung tersebut. Bahkan Wakil Gubernur Jateng Rustriningsih saat masih menjabat Bupati Kebumen pernah ngelotek di warung tersebut.
    Apa yang istimewa dari lotek Pak Dikun sehingga membuat banyak pelanggan ketagihan?  Menurut Sodikun (53) si penjual yang asli Desa Candimulyo, Kecamatan Kota itu tidak ada bumbu yang spesial di dalam lotek buatannya. Hanya saja seluruh bahan memang pilihan. Seperti kangkung, kacang, toge, labu jipang, ketimun tidak sembarang dia beli.
    "Saya tidak mau beli asal murah, tapi memastikan bahannya benar-benar bagus," ujar Sodikun (53) sembari menunjukkan  bahan-bahan untuk lotek dan rujaknya.
    Begitu juga bumbu-bumbu seperti kacang tanah, mula merah, cabe, juga memakai bahan pilihan. Termasuk bahan pelengkap seperti bawang goreng dan kerupuk. Khusus kerupuk dia membeli mentah dan digoreng sendiri. Sedangkan lontong tidak diproduksi sendiri melainkan membeli di pembuat ketupat langganan.
    Sodikun mengaku, awal-awal berjualan dia sempat mengeluh karena belum dikenal. Namun sedikit demi sedikit makin banyak pengunjung yang datang dengan membawa teman. Saat ini, dalam sehari, pria didampingi istrinya Khotimah itu mampu menghabiskan 5-10 kg gula merah dan 7 kg kacang tanah.
    "Kadang ada yang pesan secara rombongan," ujarnya seraya menyebutkan satu porsi lotek dipatok harga Rp 7.000 sedangkan satu porsi rujak Rp 6.000.
    Dengan kekhasan loteknya, menurut bapak dua anak itu, banyak orang yang meminta resep lotek darinya. Dia pun tidak segan  membagikannya. "Meski sama bumbunya, jika dibuat oleh orang yang berbeda  maka beda pula rasanya.  Misalnya, meski sekarang saya sudah dibantu oleh keponakan, masih ada pengunjung yang hanya mau dibuatkan saya sendiri," tandasnya.***

Komentar

Postingan Populer