Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2012

Ketika Angin Tak Lagi Bersahabat

Gambar
Warga-TNI bergotong-royong membenahi rumah rusak. HARI menjelang maghrib, saat Tasiyah (40) mulai mengandangkan ayam-ayam kampung peliharaanya. Pukul 17.30 biasanya hari masih terang, tetapi Kamis (8/3), suasana di Dusun Nagasari, Desa Ayamputih, Kecamatan Buluspesantren, Kebumen sudah sangat gelap oleh mendung yang pekat. Saat sebagian ayam Tasiyah masih di luar kadang, angin yang awalnya sepoi-sepoi   tiba-tiba bertiup kencang. Tiupan angin dari arah pantai itu hingga mengeluarkan suara menderu. Panik bercampur ketakutan, Tasiyah berlari ke sana kemari. Sampai akhirnya dia terpaku saat melihat sebatang pohon melinjo roboh menimpa rumahnya. Akibatnya, sebagian rumah berbentuk joglo itu hancur. Atap berikut dinding bangunan dari batu bata ambrol. Genteng berserakan di dalam rumah. Padahal saat itu, di dalam rumah itu terdapat Jasmi (80) mertuanya yang sudah renta. “Saya berteriak-teriak minta tolong, sampai warga berbondong-bondong datang menolong,” ujar Tasiyah kepada ...

Beratnya Belajar di Kelas Darurat

Gambar
MURID SDN Seboro 3 Kec. Sadang, Kebumen belajar di kelas tenda. SEJAK gedung sekolah mereka retak-retak hingga nyaris ambruk akibat tanah longsor awal Januari lalu,  sebanyak 181 murid SD Negeri Seboro 3 Kecamatan Sadang, Kebumen, terpaksa belajar di kelas darurat. Mereka dibagi dua,  sebanyak 22 murid  kelas satu  dan 18 murid  kelas empat belajar di rumah penduduk.  Sedangkan kelas 2, 3, 5 dan 6  terpaksa menimba ilmu dengan belajar di kelas tenda. Satu tenda didirikan di halaman rumah penduduk untuk belajar 43 murid kelas dua dan 35 murid kelas tiga. Kemudian tenda lain dibangun di halaman Masjid Jami Baitussalam untuk belajar kelas lima dan enam. Mereka menempati kelas darurat sejak 9 Januari lalu. Melihat proses pembelajaran yang dijalani para murid itu tampak begitu berat. Tidak hanya bagi para siswa, tetapi juga bagi guru. Apalagi satu tenda dipakai untuk dua kelas tanpa adanya penyekat. Belum lagi, saat hari mulai siang di dal...

Nelayan Bergelimang Hutang

Gambar
Perahu nelayan akan mendarat di Pantai Ayah, Kebumen.    TERIK matahari mulai menyengat di Pantai Pasir, Kecamatan Ayah, Kabupaten Kebumen, Kamis (26/1). Jarum jam baru menunjukkan pukul 08.30, namun sudah ada beberapa nelayan yang mendarat. Gelombang tinggi yang disertai angin kencang memaksa para nelayan pulang lebih cepat.            Cuaca yang tak bersahabat memang menjadi momok bagi para nelayan di pantai selatan. Begitu pengakuan Sarmo (40) salah satu nelayan di Pantai Pasir saat ditemui Suara Merdeka. Saat itu, Sarmo bersama   temannya Warjono (43) dibantu oleh dua orang tagog (kuli darat, red)   tengah sibuk membersihkan jaring yang selesai dipakai untuk melaut.             Di saat cuaca buruk, Sarmo memilih mencari lopster. Selain nilai jualnya tinggi, dia juga tidak perlu menghabiskan banyak bahan bakar. Sebab untuk mencari lopter jarak te...