Empat Hari Tak Terlupakan di Pulau Lombok
Jalan Raya di Kawasan Pantai Senggigi |
MENGUNJUNGI Pulau Lombok adalah salah satu mimpi saya yang
terwujud. Lama sekali ingin membuktikan kabar keindahan alam dan keunikan
tradisi dan budaya suku-suku di Nusa Tenggara Barat (NTB). Dan, akhirnya, 23-26
Oktober 2014 lalu saya mewujudkan mimpi,
menjejakkan kaki di tempat-tempat yang sebelumnya hanya melihat di televisi,
koran maupun internet.
Lombokkkkkk!!!!! Begitu kencang saya berteriak saat turun
dari pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT 0274. Padahal saat sampai di
Praya Lombok International Airport waktu menunjukkan pukul 20.00 WITA. Norak
banget, ya biarin saja. Secara, lebih banyak penumpang lain yang jauh lebih histeris
mendapati dirinya sudah berada di Lombok.
Berfoto narsis dengan latar belakang tulisan “Bandar Udara
Internasional Lombok” menjadi hal pertama
yang dilakukan sebagian penumpang setelah sampai di terminal kedatangan. Ada
juga yang mimilih mejeng di depan poster “Selamat Datang di Lombok” yang
dipasang Angkasa Pura. Tetapi yang lebih
tertarik sebuah poster Surfer Boys, bergambar tiga anak memegang papan surving
di pantai saat sunset. “Lombok is always
a good idea” begitu bunyi tulisannya.
Selama tiga malam, saya menginap di Puri Senggigi Hotel,
sebuah hotel melati di Jalan Raya Senggigi, Lombok Barat sekitar satu jam
perjalanan dari airport. Meski secara tanggal saya di Lombok selama empat hari,
tetapi hari efektif hanya dua hari karena saya datang Kamis malam dan Minggu
pagi harus sudah terbang ke Yogyakarta.
Lokasi tempat saya menginap, menurut petugas resepsionis
hotel berjarak sekitar 1,5 km dari Pantai Senggigi. Dan malam pertama, saya
sulit pun tidur di hotel. Bukan karena
hotel yang tak nyaman, tetapi lebih karena tak sabar menunggu pagi.
Sebait
Puisi di Pantai Senggigi
"Dunia
itu seluas langkah kaki, Jelajahi dan jangan pernah takut melangkah. Hanya
dengan itu kita bisa mengerti kehidupan dan menyatu dengannya” - Soe Hok
Gie
Pagi buta dengan bekal kamera, saya berjalan
kaki menyusuri pantai kawasan Pantai Senggigi. Bentang
pantai yang luas, pasir putih, dan lambaian pohon kelapa di tepi pantai adalah
perpaduan yang sempurna. Tak hanya ingin memotret, saya tiba-tiba ingin sekali
menulis puisi.
Hey
Ju, di Senggigi aku menulis puisi. Tentang aku, kamu, dan anjing kecil yang kau
beri nama Choky. Hey Ju, satu penyesalanku berada di pantai yang Indah ini
adalah tanpamu.
Yeah, Pantai Senggigi hanya secuil
keindahan di Pulau Lombok. Ternyata ada ratusan destinasi yang layak
disinggahi. Di Kabupaten Lombok Barat (Lombar) saja terdapat puluhan objek
wisata yang terdiri atas wisata alam pegunungan, pantai, danau, taman laut dan
flora dan fauna.
Selain Pantai Senggigi, di wilayah
utara terdapat 10 objek seperti Taman Narmada, Pura Lingsar, Taman Wisata
Suranadi, Padang Golf Golong, Dusun Tradisional Karang Bayan, air terjun Gripak
Gunungsari, Pemandian Aik Nyet, Hutan Sesaot dan Agrowisata Gunung Jae. Di bagian
selatan ada Gunung Pengsong, Sentra gerabah Banyumulek, Pantai Kuranji, Pantai
Cemara Tebel, Gili (pulau kecil) Nunggu Sekotong, Gili Gede Sekotong, Gili Tangkong, Gua Jepang Sekotong, dan wisata pantai
Mekaki, Labuan Poh, Sepi, Pengantap, dan Blongas.
Pantai Gili Trawangan |
Secuil Surga Itu Bernama Gili Trawangan
Kemudian di Kabupaten Lombok Utara
terdapat pulau kecil yang disebut sebagai salah satu surganya NTB; Gili
Trawangan. Untuk menuju
Gili Trawangan bisa ditempuh dari Kota Mataram dengan naik taksi melalui
sepanjang jalan Pantai Senggigi dilanjutkan dengan menyeberang melalui
Pelabuhan Bangsal.
Di sepanjang perjalanan
antara Pantai Senggigi ke Pelabuhan Bangsal, mata kita akan dimanjakan oleh birunya
laut. Salah satu spot paling menarik ialah saat berada di Bukit Malimbu atau Malimbu
Hill. Dari atas ketinggian bukit itu kita dapat disaksikan indahnya Pantai
Nipah dan tiga gili yakni Gili Trawangan, Meno dan Gili Air. Di bukit ini,
wisatawan dapat merasakan sensai tandem paralayang menikmati keindahan pantai
dari udara.
Gili Trawangan merupakan
salah satu dari tiga gili yang berada di sebelah barat laut Lombok yakni Gili Meno dan Gili Air. Gili Trawangan memiliki panjang 3 kilometer dan lebar 2 kilometer. Dengan populasi penduduk
sekitar 800.000 jiwa, pulau ini mempunyai
fasilitas wisata terlengkap dibandingkan dengan dua pulau lainnya. Bule-bule
berjemur di pantai menjadi pemandangan umum, sebagian lebih memilih santai
minum bir di kafe yang tersebar di pinggir pantai. Pantas jika Gili Trawangan
disebut sebagai eropa-nya Lombok.
Jika di Pantai Senggigi,
saya hanya menikmati laut dari daratan, rugi jika di Gili Trawangan tidak
merasakan dalam arti yang sesungguhnya. Scuba diving dan snorkeling di pantai
Gili Meno salah satu pengalaman istimewa dan tak akan pernah terlupakan. Merasakan
air laut yang jernih, menyaksikan terumbu karang yang terjaga dan aneka ikan
dan biota laut lain secara lebih dekat memiliki sensasi tersendiri.
Saya bersama
tujuh orang menyewa peralatan snorkeling dan perahu motor mengantar dan
menunggui kami selama bermain air. Untuk pengalaman ini, setiap orang membayar
Rp 150.000. Tetapi bagi yang hanya ingin keliling Gili Trawangan bisa juga menyewa
sepeda angin yang disewakan penduduk setempat atau naik cidomo sejenis kereta kuda dengan tarif
Rp 125.000 untuk tiga orang.
Dua orang perempuan Suku Sasak menenun songket di Desa Sukarara, Lombok Tengah |
Tenun Songket Perempuan
Sasak
Puas dengan wisata pantai, mengenal tradisi dan budaya Suku Sasak
adalah pelajaran berharga di saat berada
Pulau Lombok. Bukankah saat melakukan perjalanan, bukan berapa banyak oleh-oleh
yang kita bawa pulang, tetapi berapa banyak pelajaran hidup yang berhasil kita
peroleh. Jika ingin membawa pulang ke dua-duanya, mengunjungi Desa Sukarara, Kecamatan
Jonggat, Lombok Tengah adalah pilihan tepat.
Di desa yang berada sekitar 25 kilometer dari Kota Mataram ini, kerajinan tenun songket khas Suku Sasak
masih lestari. Di desa ini, menurut Musthofa (52), tokoh masyarakat Desa
Sukarara, mahir menenun songket masih
menjadi kewajiban mutlak bagi perempuan sebagai syarat memasuki jenjang perkawinan.
Jika tak bisa menenun kain, jangan harap
bisa menikah dengan pria pujaan hatinya.
”Kain hasil tenunan perempuan itu nantinya akan dihadiahkan
kepada keluarga calon suami. Secantik apapun jika tak bisa menenun jangan harap
bisa nikah. Jika nekat bisa kena sanksi adat," katanya.
Seni tenun diajarkan pada perempuan Sasak sejak usia belia, bahkan
ada yang sudah mulai belajar sejak usia tujuh tahun. Seperti Warni (42), ibu satu anak ini mengaku sudah belajar menenun
ketika dia berusia tujuh tahun. "Kalau
tak bisa nenun tak bisalah kita menikah," kata Warni yang mengaku menenun
selama delapan jam per hari.
Kain yang ditenun secara manual dan sama sekali tidak
menggunakan mesin ini memiliki beragam motif. Mulai dari subhanale, bulan bergantung,
motif ayam, bintang empat hingga yang lagi ngehits
adalah motif rangrang. Tiap motif memiliki makna sendiri-sendiri. Harganya,
mulai dari ratusan ribu sampai jutaan rupiah, tergantung ukuran, tingkat
kehalusan kain dan kerumitan motif.
Untuk kain ukuran taplak meja kecil ditawarkan antara Rp 75.000
hingga Rp 150.000. Sedangkan untuk selendang, syal, dan ikat kepala Rp 150.000.
Kain sarung bisa Rp 500.000. Sedangkan kain tenun dengan ukuran yang lebih
lebar dan motif rumit dibandrol Rp 1,5 jutaan hingga Rp 3 jutaan. Saya memilih membeli satu syal
seharga Rp 150.000 untuk kenang-kenangan.
Selain membeli kain tenun songket, di desa ini wisatawan
bisa melihat langsung perempuan suku sasak menenun songket. Bahkan kita juga
diberi kesempatan belajar cara menenun. Atau yang ingin narsis bisa berfoto
mengenakan pakaian adat Suku Sasak dan foto dengan latar belakang bangunan
tradisional.
Ketenangan di Kampung
Sasak Ende
Mengenal suku sasak, tak lengkap rasanya sebelum mengunjungi
kampung tradisional suku sasak. Untuk itu, saya singgah di kampung Sasak Ende, yang
terletak tidak jauh dari Desa Adat Sade. Di sini,
hanya terdapat sekitar 30 kepala keluarga. Dibandingkan dengan Desa Sade,
kampung ini jauh lebih tradisional. Jika ingin menyaksikan masyarakat yang
masih benar-benar tradisional, memilih
ke Sasak Ende adalah pilihan yang tepat.
Di desa ini suasana sangat
tenang. Wisatawan yang mengunjungi desa adat ini akan disambut ramah oleh pemandu yang merupakan penduduk setempat.
Wisatawan akan diajak mengelilingi sejumlah rumah adat khas Suku Sasak terbuat
dari anyaman bambu dan beratapkan rumbia. Tak jauh dari rumah utama, terdapat bangunan lumbung padi, dapur serta
dan kandang ternak. Karena atap serambi yang pendek, untuk memasuki rumah
seseorang harus menunduk.
“Bangunan ini mengandung
filosofi bahwa seorang tamu harus sopan dan menghormati si empunya rumah,” kata
seorang pemandu.
Mengunjungi sejumlah tempat, saya
menyakini Pulau Lombok lambat laun lepas
dari bayang-bayang popularitas pariwisata Bali.
Alam yang indah ditambah kekayaan budaya dan kreatifitas seni dan tradisi penduduknya
adalah modal sosial untuk menjadikan Lombok menjadi pilihan utama tujuan
wisata. Maka perkataan apa yang ada di Bali dapat ditemukan di Lombok dan apa
yang ada di Lombok tidak mesti didapatkan di Bali adalah benar adanya.
Numpang narsis di sejumlah spot di Pulau Lombok |
Sayang, keterbatasan waktu
kunjungan membuat tidak semua daftar lokasi wisata di NTB bisa saya kunjungi. Salah
satunya tempat yang belum kesampaian saya singgahi adalah Pulau Sumbawa. Ingin
sekali menikmati keindah alamnya, dan mengenali tradisi serta budaya Suku
Sumba. Tapi Minggu sebelum subuh, saya harus meninggalkan hotel karena waktu
boarding pukul 05.30 WITA. Meninggalkan Pulau Lombok dengan maskapai yang sama
dengan nomor penerbangan JT 0273, sinar matahari pagi yang mengitip di
cakrawala mengantar pesawat yang tinggal landas. Terima kasih, Lombok untuk empat hari yang tak
terlupakan.
Pulau Sumbawa tunggu kedatanganku!!!
good luck ya....:)
BalasHapussalam kenal dri Lombok...:)
terima kasih telah mampir ke blog saya. salam kenal juga dari saya. smoga dapat kesempatan lagi berkunjung ke #ntb lagi, lombok, sumbawa atau ke bima.
BalasHapusJUAL BONGKAHAN BATU BACAN DOKO & PALAMEA
BalasHapus(Chrysocolla chalcedony,Living Stone,Gem silica)
galian tanjung gulau (pulau kasiruta) halmahera selatan,maluku utara
No Hp 0856-9677-0072 ==###== PIN BB 5799FC30
BACAN DOKO SUPER
================
Berat 3 ons Rp 1.000.000 nego
Berat 5 ons Rp 1.500.000 nego
Berat 1 kg Rp 2.500.000 nego
Berat 2 kG Rp 4.250,000 nego
setiap pembelian perkilo dapat bonus 1 permata batu bacan.
BACAN PALAMEA
==============
Berat 3 ons Rp 800.000
Berat 5 ons Rp 1.200.000 nego
Berat 1 kg Rp 2.200,000 nego
Berat 2 Kg Rp 4.000,000 nego
setiap pembelian perkilo dapat bonus 1 permata batu bacan.
KONDISI BATU
============
Natural (no treatment) asli bukan sintetis
Bahan tua galian tambang sendiri
Keras & Padat
Siap Gosok
Full daging tanpa kapur
Kualitas super krystal
Mineral (chysocolla chalcedony)
Melayani pembelian per kilo dan per ons untuk bongkahan
Kami juga melayani pembelian luar daerah dan luar kota
Bagi pecinta bacan yang minat silahkan langsung hubungi/sms
No Hp 0856-9677-0072 ==###== PIN BB 5799FC30
================================================