Selamat Tahun Baru Imlek 2566
Sembahyang bersama menyambut tahun baru imlek |
TAHUN baru Imlek atau Sin Tjia 2566 dirayakan oleh warga
keturunan Tionghoa di Kabupaten Kebumen dengan sederhana. Pada malam pergantian
tahun, para penganut Tri Dharma menyambut detik-detik pergantian tahun
menggelar sembahyang dan doa bersama di Tempat Ibadah Tri Dharma (TITD) atau Kelenteng
Kong Hwie Kiong, mulai Rabu (18/2) malam hingga Kamis (19/2) dini hari.
Mengantarkan doa dengan hio |
Dalam ritual yang berlangsung sekitar pukul 24.00 para
penganut Tri Dharma berdoa untuk kedamaian dan kesejahteraan untuk seluruh
rakyat Indonesia. Selesai khidmat berdoa bersama di depan altar, acara
dilanjutkan dengan saling memberi ucapan selamat tahun baru kepada semua yang
datang. Sejumlah warga keturunan Tionghoa yang bukan penganut Tri Dharma juga
tampak di kelenteng. Tanpa mengikuti sembahyang, mereka ikut merayakan
pergantian tahun dengan semangat kebersamaan.
Sebelum melaksanakan ibadah, warga yang datang menyalakan
lilin berukuran raksasa yang memenuhi ruangan utama kelenteng. Di batang
lilin-lilin berwarna merah tersebut tertulis nama masing-masing warga.
Penyalaan lilin sebagai simbol agar manusia diberikan penerangan selama setahun
ke depan. Lilin tersebut selanjutnya dinyalakan selama 24 jam dengan penjagaan
petugas kelenteng.
Rangkaian ritual Sembahyang San An di depan kelenteng |
Tradisi perayaan Imlek dimulai tanggal 30 bulan ke-12 dan
berakhir pada tanggal 15 bulan pertama penanggalan Tiongkok empatbelas hari
sesudah tahun baru atau tanggal 15 akan digelar perayaan Cap Go Meh. Selama
perayaan Imlek warga Tionghoa biasanya melakukan aktifitas masing-masing,
seperti menerima kunjungan atau mengunjungi saudara yang jauh. Banyak juga
warga kelahiran Kebumen yang mudik dari perantauan untuk turut merayakan tahun
baru Imlek.
Rangkaian ritual Sembahyang San An di depan altar |
Sebelumnya, berbagai persiapan digelar untuk menyambut tahun
baru Imlek, meliputi kerja bakti membersihkan kelenteng yang berdiri tahun
1898. Korden penutup altar dicuci, kemudian 25 rupang atau patung kongco makco
(dewa-dewi) dibersihkan. Tidak terkecuali patung Thian Shang Senmu (Dewi
Samudera) yang menjadi tuan rumah Kelenteng tersebut juga dibersihkan.
Komentar
Posting Komentar
terima kasih Anda telah memberikan komentar di blog ini