Serka Budi Purwanto

SEPEDA bagi Sersan Kepala (Serka) Budi Purwanto (47) bukan sekadar alat transportasi biasa. Dalam pandangan anggota TNI yang kini bertugas di Koramil IX Kuwarasan, Kebumen, sepeda menjadi sarana alat kerja, olah raga dan menjaga stamina. Dalam perpektif kesehatan, ekonomi, maupun kelestarian lingkungan, kata dia, sepeda adalah yang terbaik dari alat transportasi lainnya.

Kecintaan Serka Budi Purwanto terhadap sepada pun sangat mendalam. Meski apa yang dilakukannya, bagi sebagian orang mungkin sudah berlebihan. Namun demikian tidak mengurangi kecintaanya pada kendaraan roda dua bertenaga manusia itu. Meski memiliki sepada bermotor, pria yang tinggal di gang Kramat RT 03 RW 02 Desa Kedungbulus Kecamatan Sempor, Kebumen itu lebih memilih memakai sepada ontel saat berangkat kerja.

Kegiatan bersepeda itu dimula sejak dia dipindahtugaskan dari Brigade Infanteri (Brigif) IV Kostrad di Solo ke Makodim 0709 Kebumen pada 22 Februari 1995. Artinya sudah sekitar 14 tahun pria kelahiran 12 Janurai 1962 berangkat kerja dengan menggunakan sepeda. Padahal saat dinas di Kodim 0709 jarak rumah dengan tempat kerja sekitar 26 kilometer. Jika dihitung pulang pergi setidaknya setiap hari pria menjadi anggota TNI sejak tahun 1980 menempuh jarak 56 kilometer dengan sepedanya. Ya, jarak yang cukup lumayan untuk digenjot dengan sepeda yang dikendarai oleh orang separuh baya.

"Kalau ngebut bisa sampai sekitar 1,5 jam. Tapi kalau santai sampai dua jam perjalanan," ujar Budi Purwanto usai bertemu dengan wakil Bupati Kebumen H Rustriyanto SH, baru-baru ini.

Namun begitu, selama bertugas, dia mengaku tidak pernah terlambat. Dia mengantisipasinya dengan berangkat lebih awal. Setiap hari kerja, usai subuh dia sudah siap berangkat berkerja. Setelah pindah ke Koramil Kurawasan, dia sedikit lebih santai. Sebab jarak yang ia tempuh setiap hari relatif lebih pendek yakni sekitar 10 kilometer. "Pulang pergi sekitar 20 kilometer," katanya seraya menyebutkan selain membuat bugar badan dengan bersepada membuat dirinya menghemat pengeluaran.

Pria yang pernah bertugas dalam penanggulangan keamanan di Timor-Timur ini menceritakan, saat ini dia memiliki koleksi sepada sebanyak delapan unit. Tiga unit sepada merupakan jenis sepeda kumbang alias ontha. Yang tertua merk Beni produksi jepang tahun 1942. Sedangkan empat unit merupakan jenis janki dan satu sepeda gunung. Yang terakhir sepada tersebut merupakan hadiah dari Komandan Kodim 0709/Kebumen saat dijabat Letkol Kav Herman Kusuma pada peringatan HUT TNI tahun 2005.

"Semua sepeda masih saya rawat. Karena secara bergantian saya pakai untuk berangkat kerja," kata pria yang pernah menjadi prajurit penembak senapan di Pleton I Kompi B Batalyon Infanteri 413 Kostrad.

Selama 14 tahun bersepeda, bukan berarti tidak ada kendala. Salah satunya, kata bapak tiga anak itu adalah pada saat musim hujan, atau ketika tiba-tiba sepeda rusak di tengah jalan. Justru pada bulan puasa, dia mengaku tidak menjadi hambatan. Meski menjalankan ibadah puasa, tidak menyurutkan suami dari Hastuti itu untuk berangkat bekerja dengan naik sepeda. Namun yang paling ia keluhkan adalah perilaku para sopir bus antar kota yang relatif menang-menangan terhadap kendaraan yang lebih kecil.
"Kalau sudah ada bus yang begitu, saya terpaksa minggir bahkan turun dari jalan," kata pria yang anak pertamanya juga menjadi prajurit TNI dan bertugas di Batalyon 400 Raider.

Wakil Bupati Kebumen H Rustriyanto SH menyampaikan salut dengan apa yang dilakukannya. Bahwa tidak mudah selama 14 tahun bisa bertahan bekerja dengan mengunakan sepeda merupakan. Pada saat itu, wabup memberikan kenang-kenangan berupa jas hujan dan jaket tahan air dari Korea kepada Serka Budi. Serka Budi pun mengucapkan terimakasih dan akan menggunakan jas hujan itu saat hujan. "Selama saya masih kuat memakai sepeda, saya akan tetap berangkat kerja dengan naik sepeda," tandasnya.***

Komentar

Postingan Populer