Misteri Batu Pocong di Goa Simbar

BAGIAN barat daya Kabupaten Kebumen cukup dikenal dengan alam perbukitan yang indah. Wisata alam seperti wisata pantai atau geowisata goa-nya juga cukup tersohor. Di perut pegunungan itu juga terkandung potensi tambang batuan alam seperti marmer, fosfat, batu gamping dan andesit yang bernilai tinggi. 

Selain memiliki Goa Jatijajar dan Karangduwur, Kabumen ternyata memiliki potensi keindahan yang luar biasa. Pesona yang masih bersembunyi di balik sunyinya perbukitan di Desa Rogodadi Kecamatan Buayan itu bernama Goa Simbar. Seperti goa yang lain, Goa Simbar, terletak di balik lipatan kawasan pegunungan yang menarik dikunjungi wisatawan yang gemar tantangan alam. 

Memang di bandingkan Jatijajar dan Karanguduwur, Goa Simbar belum banyak dikenal orang bahkan masih tampak alami. Tidak jauh dari Goa Simbar terdapat dua goa lagi yang tak kalah indah, yakni Goa Darat dan Goa Kali. Namun kedua goa yang terakhir tidak terlalu dalam. Hingga kini obyek wisata tersebut masih dikelola pemerintah desa setempat melalui kerjasama dengan Perhutani.
"Goa ini sudah ada sejak lama, tapi baru sekitar dua tahun ini dikembangkan," ujar Mbah Marto (77) juru kunci goa, kemarin.
Goa menjadi tujuan menarik dengan berbagai keistimewaan yang tak dimiliki obyek wisata lainnya. Untuk menjangkau goa ini, diperlukan waktu sekitar setengah jam, mendaki hampir satu kilometer perbukitan. Namun pengujung lebih dimudahkan karena, secara swadaya, masyarakat setempat mengeraskan jalan menuju goa dengan cor-coran semen. Namun upaya itu berhenti di tengah jalan karena terganjal dana.

"Selain itu, sejak dua tahun ini pengujung sudah bisa masuk ke goa, karena sudah dikeduk dengan alat berat selama 21 hari," ujar Satiyah (37) warga setempat.
Sesampai di goa, tanah berlumpur dan genangan air, menyulitkan langkah kaki untuk beranjak. Perlu diwaspadai binatang liar dalam air dan banyaknya runtuhan stalagtit dan stalagmit yang runcing ujungnya. Sejumlah peringatan ditulis agar pengujung tidak membawa pulang batu-batu di dalam goa.

Di kedalaman sekitar tujuh meter dari mulut goa, pengunjung dibuat terkagum-kagum dengan pemandangan stalagtit dan stalagmit yang menempel hampir di seluruh dinding goa. Decak kagum muncul begitu menyaksikan sebuah pilar besar yang terus tumbuh di dalam goa. Garis tengahnya sekitar satu meter seolah sebagai penahan atas goa. Semakin ke dalam semakin mempesona pemandangan Goa Simbar.
Ada sebuah tempat dengan beberapa pilar tegak lurus sebesar tubuh manusia. Penduduk setempat menjulukinya dengan batu pocong. Pilar-pilar ini memang mirip pocong. Di dalam goa juga ditemukan anak sungai. Menurut warga, ujung goa ini memang berakhir di sebuah sungai, namun sulit untuk menjangkaunya tanpa perlengkapan pengamanan. 

"Setahu saya, hingga saat ini belum ada orang yang bisa sampai pada ujung goa tersebut," karanya.
Belum lama ini, ujar Satiyah, rombongan mahasiswa dari Purwokerto berjumlah delapan orang mencoba menembus ujung. Selama dua hari di dalam goa mereka tidak bisa menembus dan akhirnya kembali lagi. Bagian paling menantang dalam Goa Simbar adalah menuruni jurang terjal berbatu dengan ketinggian sekitar 4 meter. Terpaksa berjalan merambat, berpegangan pada dinding goa, karena batu karang tempat kaki menapak, di beberapa bagian runcing dan licin. Latar belakang sejarah ditemukannya goa ini, tak ada keterangan pasti. Sehingga pengunjung hanya bisa menikmati keindahan yang tersimpan di dalam goa saja.
"Dulu yang menemukan orang merumput. Warga juga sudah tahu sejak lama," ujarnya.
Sementara itu, untuk mendukung fasilitas obyek wisata tersebut secara pribadi kepala desa Rogodadi Idah Muyono membangun sebuah kolam renang yang tidak jauh dari lokasi naiknya goa. Kolam tersebut sampai saat ini kolam masih dalam proses pembangunan.

Komentar

Postingan Populer